Awal mula, saya hanya menulis “Membuat Kerangka Tulisan untuk Menulis di Blog dengan Rumus 5W 1H” untuk postingan senin. Namun saya ketemu poin lagi yang akhirnya saya membuat tulisan selanjutnya yaitu “Menulis Tanpa Kerangka Tulisan Tapi Tetap Fokus, Bisa Banget!”. Setelah keduanya rampung. Rasanya ada yang mengganjal dan ditulislah tulisan yang ini.
Sila baca dulu buat yang belum baca :p
Membuat tulisan dengan atau tanpa outline/kerangka. Menuntun saya pada kecenderungan menulis dengan spontan atau terstruktur.
Menulis dengan Spontan
Saya sering melakukannya. Kalau dibaca ulang malah jadi cenderung jadi tulisan yang menjengkelkan bahkan kadang saya jijik sendiri. Alur bisa melompat ke sana ke mari seperti kelinci yang dilepas dari kandang. Sangat-sangat impulsif, tak terarah.
Tapi biasanya saya menulis dengan ringan, nggak ada beban. Terkadang ada rasa kelegaan tersendiri bisa menulis mengalir begitu saja.
Menulis dengan Struktur
Menulis dengan struktur tentunya lebih terarah. Tidak melompat-lompat seenak hati karena ada “pintu-pintu” yang harus dilewati tahapannya. Struktur menjaga tulisan tetap fokus. Saya banyak dapat manfaat dengan membuat kerangka/outline, di mana saya tetap bisa menulis dengan apapun suasana hatinya.
Mood tidak pernah menjadi alasan saya tidak bisa menulis. Bahkan dalam keadaan sakit, asal ada outline, saya masih bisa menggarap tulisan. Sebegitunyakah? Kalau sudah dijadwalkan dan sudah dibayar. Mau nggak mau. #MomoEmangKuat : )))
Spontan VS Terstuktur
Tipe spontan atau tidak terstruktur, pada akhirnya dibenturkan dengan perbaikan. Akhinya cerita yang dibuat harus disusun kembali elemennya.
Tipe terstuktur akhirnya dibenturkan untuk menjadi mengalir, terbuka dengan tiap kemungkinan dan rileks.
Spontanitas berarti mengalir, mengalami, jujur, terbentuk secara alami sebelum rumusan-rumusan. Struktur ada karena kebutuhan untuk selalu menalar, mengevaluasi, dan kritis.
Keduanya ada. Sama pentingnya. Sama berharganya. Kita harus bisa menyetel kapan modus spontan dan kapan modus struktur. Akhirnya menulis memaksa kita menjadi seimbang.
Menulis memang pelik. Tidak mudah. Hahaha… *ngetawain diri sendiri.
Kalau di dalam blog, menjadi spontan sangat menunjang tulisan untuk menjadi unik di dalam mesin pencari. Kamu bisa cek tulisan kamu di https://smallseotools.com/plagiarism-checker/ Usahakan untuk menjadi 100% unik. Tapi ingat juga kalau kita menulis untuk dibaca orang, jadi jangan menyusahkan orang. Buat tulisan jangan mbulet, di sini kita secara tidak langsung diminta menjadi terstruktur.
Itu dalam menulis blog lho, yang mungkin isinya 300-3000 kata.
Kalau nulis buku? : (
Akhirnya… Kamu Tipe Spontan atau Terstruktur dalam Menulis?
Lebih cenderung spontan atau terstruktur?
Spontan atau terstruktur, pada akhirnya kita harus beranjak untuk menyeimbangkan keduanya.
Spontan sih ka lebih enak spontan. Cuma gak enaknya kadang gak tau mau di arahin kemana.
Pelan-pelan belajar nulis dengan struktur. Nanti akan tahu arah.
Mari sama-sama belajar 🙂
Kombinasi keduanya kayaknya mba. Hhee
Wah, kalo saya masih kebentur mood kalo nulis.
Kece… kombinasi keduanya. 😁
Tipe perasa rupanya. Wqwq 📝
Wkwks.. ya walau tak selalu.
Bener mba, parah nih.
Kuatan spontannya. barangkali itu yang membuat draftku akhire masuk tempat sampah.
terima kasih sudah berbagi Mbk Mo. ^_^
Ah iyaaa terima kasih setia komen, setia membaca, setia menyemangati.
Kamu memang istri idaman 😍😍😍 wqwq
wkwkwk. aku bersyukur Mbk Mo perempuan, kalau enggak aku bisa jatuh cinta beneran niih.
Yak, aku digombalin 😛
gue emang memesona sih. sulit dipungkiri memang (((wqwqwq)))
Lebih seringan spontan aku, Kak.
Iya, bener banget, pas dibaca lagi ternyata bikin malu dan jijik. 😂😂😂
Tapi tetap saja diulang begitu lagi. Haha.
Hahahha… gpp suc, semua ada proses.
Semangat aja nulisnya 😂😂😂
Kuat sekali kau mba menulis pas sakit 💪
mau tidak mau. suka tidak suka. mau gimana lagi… hahaha
spontan atau terstruktur… entahlah…
Bang😂😂😂
Jadi merembet ke sini 🙄